Praktik Baik (Best Practice) pelaksanaan PPG Daljab Kategori 2 Tahun 2022 Hamonangan Limbong, S.Pd
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Penulis merupakan salah seorang guru di Sekolah Luar Biasa Negeri Batam (SLB N Batam) yang kesehariannya mengajar sebagai guru Mata pelajaran penjas dan juga mengajar sebagai guru kelas rombongan belajar SMA tunarungu. SLB Negeri batam beralamat di jalan Pemuda No.3 kelurahan Baloi Permai, kecamatan Batam Kota, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. SLB Negeri Batam Menaungi satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB disemua ketunaan. Namun pada praktik baik yang ingin dideskripsikan penulis saat ini adalah berkenaan dengan kelas XI SMALB Tunarungu, kelas XII SMALB Tunagrahita, Kelas VII SMPLB Tunadaksa, dan kelas V SDLB Tunanetra. Pada kegiatan praktik pembelajaran yang sudah dilaksanakan bertujuan untuk peningkatan kemampuan peserta didik yang meliputi peningkatan pada ranah kognitif , afektif dan psikomotor peserta didik. Peningkatan yang diharapkan akan memberikan dampak positif pada perkembangan peserta didik ABK di sekolah SLB Negeri Batam. Penulis berharap dengan perubahan paraadigma dan proses pembelajaran akan semakin meningkatkan kualitas belajar melalui hasil-hasil belajar peserta didik yang semakin baik. Penulis bernama Hamonangan Limbong, yang berlatar belakang pendidikan S1 Pendidikan Jasmani kesehatan dan rekreasi. Penulis mengajar penjas pada anak-anak ABK kurang lebih sudah 5,5 tahun. Penulis mengajar penjas pada seluruh jenjang pendidikan di SLB Negeri Batam. Kegiatan aksi nyata yang sudah dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan , dengan mengangkat 4 permasalahan mendasar yang menurut penulis menjadi sangat penting dan harus diselesaikan permasalahannya. Aksi 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada senin, 17 oktober 2022 dan pertemuan 2 pada kamis, 20 Oktober 2022. Aksi 2 pertemuan 1 dilaksanakan pada Senin, 31 Oktober 2022 dan pertemuan 2 pada selasa, 01 November 2022. Aksi 3 pertemuan 1 dilaksanakan pada senin, 14 November 2022 dan pertemuan ke 2 pada 17 November 2022. Aksi 4 pertemuan 1 dilaksanakan pada Selasa, 29 november 2022dan pertemuan ke 2 pada 01 Desember 2022.
Situasi
Selama penulis melaksanakan tugas di SLB Negeri Batam , bahwa banyak terjadi proses pembelajaran penjas yang kurang maksimal dan kurang memberikan dampak besar pada peserta didik di lingkungan SLB Negeri Batam. Dalam rentan waktu 3,5 tahun mengabdikan diri di SLB Negeri Batam , penulis merasakan, melihat dan mengamati bahwa rendahnya minat, rendahmya motivasi belajar peserta didik, yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang tidak maksimal dan tidak tuntas. Selain hal tersebut pembelajaran yang selama ini penulis terapkan berkiblat pada pembelajaran yang berpusat pada guru, dan mengabaikan keterlibatan aktif peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran yang kurang dalam pelibatan peserta didik dalam aktivitas belajar akan menyebabkan kegiatan pembelajaran yang monoton dan tidak memberikan kesan baru bagi proses belajar. Pembelajaran yang berpusat pada guru tidak mengakomodir kemampuan berfikir tingkat tinggi dari peserta didik. Melihat kembali pada permasalahan proses belajar selama ini bahwa, yang menjadi akar penyebab masalahan bahwa 1. Guru kurang menerapkan metode belajar yang tepat sehingga mempengaruhi minat belajar peserta didik. Guru dalam hal ini penulis dalam proses pembelajarannya hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional berupa ceramah dan komando saja. Hal ini menurut penulis mempengaruhi minat belajar peserta didik. 2. Selain dari metode balajar yang tidak tepat dan tidak adaptif , Media belajar yang kurang menarik bagi peserta didik besar pula pengaruhnya pada proses belajar peserta didik. Pembelajaran pada abad 21 menuntut pembelajaran yang juga mengintegrasikan pembelajaran dengan tehnologi dan tuntutan kemajuan zaman. 3. Media belajar yang kurang ramah anak. Media pembelajaran yang ditawarkan hendaknya dapat mengakomodir hasrat belajar peserta didik, dan tidak menyulitkan pesertadidik terkhusus, peserta didik yang keterbatasan pada anggota geraknya. Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang mampu menjadi magnet penarik kemauan peserta didik untuk belajar. 4. Selain dari model pembelajaran yang tidak tepat pada kebutuhan peserta didik¸ dalam satu situasi guru tidak menerapkan metode pembelajaran yang cocok untuk materi saat itu, sehingga tidak menarik minat belajar dari peserta didik. Penulis cenderung memberikan meode belajar ceramah yang tidak relevan lagi dengan situasi perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik saat ini. Peserta didik terlihat membutuhkan metode belajar yang mampu menyalurkan kemampuan dan kemauan positif mereka. Penulis sebagai guru harus mampu melihat dan membaca hal ini.
Kemauan untuk merefleksi setiap tindakan kita sebagai guru akan memampukan kita untuk memaksimalkan pelayanan terhadap peserta didik. Pelayanan yang prima dan bermanfaat adalah pelayanan yang senantiasa memberikan pengaruh baik bagi peserta didik. Untuk menuju pelayanan yang baik maka perlu kemauan guru untuk melihat, mengamati , mengidentifikasi, menganalisis masalah-masalah pembelajaran. Setelah masalah-masalah itu teridentifikasi maka akan memberikan kita pilihan untuk mencari solusi terbaik atas permasalahan yang sudah teridentifikasi. Kemampuan dan kesadaran guru dalam melihat, mengamati , mengidentifikasi, menganalisis masalah-masalah pembelajaran ini lah yang menjadi sangat penting untuk diterapkan. Kemampuan refleksi ini menjadi praktik baik yang dilakukan oleh seorang guru dalam proses nya sebagai seorang guru. Dengan pengalaman ini penulis berharap kepada pembaca untuk senantiasa bersedia merefleksi terhadap pelayanan belajarnya.
Dalam perjalanannya, penulis berusaha untuk mulai belajar melakukan perubahan paradigma pembelajaran yang lama menjadi paradigma pembelajaran yang baru. Jika selama ini guru jarang merefleksikan dirinya pasca pembelajaran, namun pada kesempatan ini penulis sebagai guru mulai melakukan perubagan dari dirinya untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan berusah melakukan aksi nyata untuk memperbaiki permasalahan-permasalahan belajar peserta didik. Guru sebagai penuntun pembelajaran dalam kelas berperan aktif dalam mendesain suatu pembelajaran yang baik, layak dan cocok bagi peserta didik ABK. Guru dalam hal ini berperan penting dalam menyusun perangkat belajar yang ramah terhadap ABK yang meliputi membuat RPP, Bahan ajar, LKPD, Instrumen penilaian, dan menciptakan media pembelajaran yang berbasis TPACK. Guru bertanggung jawab penuh terhadap penciptaan dan pelaksanaan hal-hal yang disebutkan diatas. Guru harus mampu jeli dalam melihat kebutuhan belajar peserta didik, dan jeli menyesuaikan perangkat belajar peserta didik sesuai dengan Ketunaan dari peserta didiknya. Guru merupakan oknum yang paling bertanggung jawab atas permasalah-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran.
Tantangan
Ketika praktik pembelajaran yang sudah dilaksanakan, mustahil apabila dikatakan bahwa tidak ada tantangan dalam pelaksanaanya. Selama melaksanakan pembelajaran sebagai upaya mencapai tujuan tersebut banyak tantangan yang guru hadapi. Tantangan yang guru rasakan bersumber dari dalam diri dan luar diri. Tantangan yang dirasakan yang bersumber dari diri guru adalah rasa malas yang melanda diri guru. Dikarenakan selama ini guru terbiasa dengan posisi nyaman dan tidak pernah terbebani dengan masalah belajar peserta didik, setelah proses yang dijalani penulis dalam kegiatan PPG ini, menimbulkan kedongkolan hati. Tentu sangat sulit merubah kebiasaan manusia untuk menerima dengan ikhlas untuk memikul beban yang baru. Perasaan ini lah yang mendasar dan menjadi tantangan dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin digapai. Tantangan yang bersumber dari luar diri diantaranya yaitu:
- Peserta didik yang dihadapi adalah peserta didik berkebutuhan khusus. Layanan pada sekolah umum dan sekolah khusus tentunya layanan yang berbeda. Guru harus memperhatikan layanan yang sesuai dengan kondisi peserta didik ABK nya , sehingga pembelajarannya tidak menyikasa peserta didik itu sendiri.
- Peserta didik berkebutuhan khusus ini terkadang mengalami ketunaan ganda dan bahkan terdapat penyakit penyerta yang lain yang harus menjadi catatan bagi guru dalam memberikan layanan pembelajaran khususnya penjas.
- Guru kurang menerapkan metode belajar yang tepat sehingga mempengaruhi minat belajar peserta didik
- Media belajar yang kurang menarik bagi peserta didik besar pula pengaruhnya pada proses belajar peserta didik
- Model pembelajaran yang tidak tepat pada kebutuhan peserta didik
- Sekolah masih dalam proses transformasi menjadi sekolah penggerak , sehingga masih sedikit moment dan upaya internal sekolah dalam prosesnya menuju pada proses pembelajaran yang terbaru. Hal ini menjadi tantangan bagi guru dikarenakan akan kesulitan dalam menyamakan paradigma belajar di sekolah.
- Fasilitas sekolah yang masih kurang lengkap untuk menunjang pembelajaran yang inovatif.
Dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu kerjasama antara banyak pihak perlu dilakukan. Dalam prosesnya dalam menuju tujuan tersebut yang terlibat antara lain, guru mata pelajaran penjas, peserta didik, rekan guru, dan orangtua.
Aksi
Dalam menyelesaikan dan menyiasati tantangan tersebut, maka guru harus berfikir kreatif dan berfikir berbasis sumber daya (asset) dan menghiraukan racun dalam proses belajar. Dengan berprinsip demikian maka guru akan semakin termotifasi dalam melakukan aktivitas nya secara maksimal tanpa terbebani hal-hal yang tidak penting. Pola berfikir memang tidak mudah untuk dilakukan, namun harus dilakukan jika ingin bertransformasi menjadi pendidik yang professional. Untuk menghadapai dan mengatasi tantangan tersebut diatas, maka guru perlu melakukan proses yang panjang, sistemtis dan berkelanjutan. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang dinginkan dalam menyelesaikan rintangan dan tantangan proses belajar peserta didik yaitu :
- Guru harus mampu melihat, membaca, mengamati dan menganalisis proses belajar kelas, hasil belajar kelas, dan kendala-kendala belajar kelas
- Guru harus mampu berliterasi dengan baik guna meningkatkan penguasaan materi sekaligus menguasai kajian literature yang terkait dengan tantangan belajar peserta didik.
- Guru harus memiliki kemampuan memecahkan masalah belajar kelas dengan solusi belajar yang efektif dan efesien.
- Guru harus mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang mampu menyelesaikan tantangan dan masalah belajar peserta didik guna mencapai tujuan belajarnya.
- Guru harus mampu menciptakan instrument penilaian yang tepat dalam mengukur ketuntasan belajar peserta didik
- Guru juga harus mampu merefleksikan seluruh komponen tugasnya sebagai pendidik.
Proses yang penulis lakukan adalah diawali dengan melihat dan mengamati permasalahan belajar yang terlihat dari peserta didik. Setelah melihat bahwa ada tantangan yang real terjadi dan nyata dampaknya maka guru harus menganalisis permasalahan tersebut. Dalam proses menganalisis, guru harus menggali dalam penyebab-penyebab permasalahan tersebut dan mengkombinasikan dengan kajian para pakar mengenai permasalahan yang kita temukan. Setelah menemukan penyebab masalah yang lebih relevan maka, selanjutnya dilakukan proses mencari alternative solusi atas permasalahan tersebut. Semakin bantyak alternative solusi maka semakin banyak opsi atas solusi yang akan kita pilih. Ketika memilih solusi perlu dibekali pula dengan literature dari hasil riset yang akan semakin mendukung kekuatan argument atas solusi yang kita angkat. Setelah ditemukan solusinya, maka guru kembali diberikan tantangan untuk menciptakan suatu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada solusi terpilih tadi. Guru selanjutnya merancang dan melaksanakan pembelajaran tersebut. Selama pembelajaran berlangsung, guru harus mengamati dan memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran sehingga diakhir siklus pembelajaran, guru memiliki catatan yang kuat untuk menarik kesimpulan dari solusi yang dipilih. Dalam pelaksanaannya. Penulis mengangkat solusi pembelajaran atas aksi 1 yaitu metode pembelajaran part method and whole method, aksi 2 yaitu model pembelajaran PJBL, aksi 3 yaitu Media pembelajaran audiovisual, dan aksi 4 yaitu metode belajar diskusi.
Untuk aksi 1 solusi yang diangkat yaitu metode pembelajaran part method and whole method, dikombinasikan dengan model pembelejaran diskusi kelompok, serta pendekatan saintifik. Dalam prosesnya pembelajaran ini diharapkan akan memberikan pemahaman yang mendetail dan menyeluruh dari materi belajar peserta didik, dikarenakan metode pembelajaran yang tepat.
Pada aksi 2 untuk menyelesaikan tantangan dan kendala pembelajaran peserta didik , penulis mengangkat solusi dengan penerapan model pembelajaran PJBL. Pembelajaran model ini juga dikombinasikan dengan metode diskusi kelompok, dan dengan pendekatan saintifik. Model ini mengakomodir pengalaman belajar HOTS dikarenakan, peserta didik berupaya untuk menciptakan sesuatu dari materi yang dipelajari saat itu.
Aksi 3 mengangkat solusi mengenai media pembelajaran audiovisual. Dengan segala keterbatasan peserta didik, perlu mengakomodir proses pembelajaran dengan media pembelajaran yang menarik minat peserta didik. Selam ini pembelajaran hanya mengandalkan media buku sebagai media belajar, namun dengan kehadiran media pembelajaran audiovisual ini akan memberikan efek positif kepada peserta didik.
Aksi 4 menggunakan metode belajar diskusi sebagai solusi atas kendala yang terjadi. Metode belajar ini dikombinasikan dengan model belajar PBL, dan pendekatan saintifik. Peserta didik diarahkan untuk belajar mandiri sesuai dengan kemapuan nya didalam kelompok. Peserta didik memiliki ketertarikan dengan suara maka, metode diskusi menjadi metode yang pas untuk memfasilitasi ketertarikan mereka terhadap suara, namun ketertarikan yang terarah.
Dalam prosesnya kegiatan melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah guru, peserta didik, kepala sekolah, rekan sejawat, kepala jurusan, ahli/pakar. Diperlukan sumber daya manusia dalam pelaksanaan tujuan yang diharapkan. Pemikiran-pemikiran yang brilian dan ide-ide yang tepat menjadi sumber yang kuat dalam mencapai tujaun yang diinginkan. Selain sumber daya manusia terdapat pula sumber daya lain yang dibutuhkan, yaitu bahan bacaan berupa buku, dan juga jaringan akses internet.
Refleksi hasil dan dampak
Setelah melakukan aksi yang sudah direncanakan dalam pengamatan guru, terlihat peningkatan yang positif dari peserta didik. Peningkatan ini terlihat dari tingkat antusiasme peserta didik yang semakin baik. Peserta didik terlihat berusaha terlibat aktif dalam pembelajaran, walau masih perlu dilakukan stimulus oleh gurunya. Para peserta didik terlihat memperhatikan dengan seksama media pembelajaran yang ditampilkan ketika proses pembelajaran. Selain itu interaksi pserta didik dengan peserta didik lain ya dalam konteks materi belajar terlihat sudah mulai tumbuh. Secara umum penulis menyatakan bahwa dari langkah-langkah penyelesaian tantangan yang sudah dirancang , direncanakan dan dilaksanakan memberikan dampak positif bagi peserta didik ABK. Memang harus diakui bahwa hasilnya tidak terlalu signifikan peningkatannya, namun peningkatan hasil belajar peserta didik, pada kecerdasan kognitif , afektif dan psikomotor mengalami peningkatan yang progresif dalam 2 pertemuan masing-masing aksi. Dalam proses yang sudah berlangsung strategi ini juga merupakan menjadi upaya peserta didik ABK mengarah pada pembelajaran yang berbasis pada kurikulum merdeka, pembelajaran yang HOTS , pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, pembelajaran TPACK, dan pembelajaran yang berbasis pada pembelajaran abad 21 (4C).
Berkaca dari keberhasilan ini penulis juga memberikan apresiasi terhadap pihak yang tetap meberikan masukan, solusi dan pemikiran atas strategi yang dikembangkan. Rekan guru dan peserta didik serta kepala sekolah mendukung penerepan strategi yang sudah direncanakan. Respon baik itu juga dimaknai dengan masukan-masukan yang kepala sekolah berikan. Selain itu peserta didik dalam memberikan pendapat dalam angket yang disebar memberikan penjelasan yang mengarah kepada hal positif dari penerapan strategi pembelajaran ini. Namun dari seluruh respon pihak lain, tentunya memiliki catatan-catatan penting untuk guru dalam pelaksanaan strategi pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Penulis melihat bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan strategi yang dilakukan yaitu :
- Ketepatan dalam membaca tantangan dan masalah belajar
- Ketepatan dalam menemukan akar penyebab masalah
- Ketepatan dalam menentukan solusi
- Ketepatan dalam merancang dan mengintegrasikan solusi dengan proses pembelajaran
- Ketepatan dalam proses penilaian dan refleksi
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu proses belajar mengajar, diperlukan keikhlasan hati untuk masing-masing menyadari posisi dan kedudukannya masing-masing. Dalam sekolah tanggung jawab bukan hanya terletak kepada kepala sekolah, bukan pula hanya pada guru, bukan juga pada salah satu orang yang berada di lingkungan sekolah. Melainkan tanggung jawab itu terbagi kepada masing-masing orang dengan bentuk tanggung jawab yang berbeda-beda dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh sebab itu saya sebagai guru, menyadari tugas pokok dan fungsi saya sebagai guru, maka saya harus bersungguh-sunguh dengan menyelesaikan amanah mendidik. Saya sebagai guru, harus senantiasa mampu menciptakan pembelajaran yang adaptif, bermanfaat, layak, dan berguna bagi peserta didik ABK.